Hei ucrakes jumpa lagi kita. Gimana kabar kalian para ahli pendamba itunya mbak mbak kasir Indomaret. Kalau mandi masih suka dimarahin emak gara gara sabun cepet abis, aduh anda wadadidaw sekali.
Kali ini kami dari tim sebelas Dirjend Ekonomi yang gak pake colak colek om, akan mengetengahkan rubrik yang tentunya bikin bulu menghadap ke atas. Apalagi kalau bukan rubrik profilisasi, sebuah rubrik yang sangat digadang gadang sangat ditunggu mas mas barbershop Etopia Utara.
Tanpa banyak dasar lagi, langsung simetriskan itu kalian dan sebelum eek jangan lupa cuci mulut.
Kali ini kami membawa seorang artis cantik keturunan Papua Nugini. Sembut dengan tepuk kaki dilipat, Marry Hubbert Sudalimah. Dia adalah artis jaipong koplo, yang sudah merambah ke kampung di Eropa Timur. Sebelumnya kita ikuti background yang singkat nya.
Menikahi Hubbert Sudalimah adalah anak sendiri wayang pasangan Tantowibowo dan Bugh Brad. Memang hampir sebagian besar profiliasi di rubrik ini merupakan anak pertukaran itunya yang memiliki nama di Tanah Air dan udara kita tercinta ini.
Karena lahir sebagai anak dari ibu Papua Nugini, Imah atau sapaan dari Marry Hubbert Sudalimah. Dia sangat pandai memainkan musik Ndolalak. Dari sinilah Imah menjadi punya nama serta itunya yang besar.
Dari kecil ibunya sangat keras mendidik Imah agar bisa memainkan musik Ndolalak tersebut. Petuah bijak beliau, agar kesenian ini tidak diklaim lagi oleh negara tetangga. Maka generasi penerus, khusus nya generasi X ini harus pandai dalam mendalami budaya Negri sendiri, kalau bukan kita siapa lagi, imbuh beliau.
Kesenian Ndolalak sendiri, hampir mirip dengan kuda lumping. Yang membedakan adalah seluruh pemainnya adalah gadis yang dipilih oleh orang yang itunya proposional untuk dipilih. Video Kesenian ini memang hampir hampir punah, tapi karena kepiawaian Imah ia modif dan bersama dengan jaipong serta diiringi musik koplo.
Menurut Imah sendiri, jika kesenian yang kaku tanpa mau berevolusi. Maka yang terjadi adalah kepunahan pada kesenian tersebut. Bisa diibaratkan, apapun yang hidup akan mati jika tidak mampu berkembang.
Meskipun demikian, sang Ibunda Bugh Brad sedikit tidak setuju jika kesenian di modifikasi maka akan hilang dari total nilai seni itu sendiri. Beliau menambahkan di akun sosial anunya.net, "Kesenian tidak akan luntur jika dihayati dengan sebaik-baiknya. Tanpa harus mengurangi dan menambah suatu seni".
Grup Ndolalak yang Imah bikin sudah menjadi sangat populer di kalangan masyarakat. Hampir tidak sepi pekerjaan, meskipun di zaman pandemi sekarang ini. Bahkan jika ada larangan berkumpul pun, ia lakukan di panggung virtual. Mulai dari kanal YouTube sampai di halaman web resmi mereka. Sebenarnya ini merupakan audit yang sangat besar, tetapi tidak untuk sang ibu yang sangat keras modifikasi Ndolalak.
Selain sukses di dunia perNdolalakan, Imah juga terkenal sebagai artis yang sangat terkenal di bidang perperanan. Sudah hampir 20 judul film yang pernah memakai nama dan itunya untuk memerankan tokoh utama.
Bahkan banyak yang berpendapat bahwa ia adalah salah seorang aktor film yang paling berkompeten membintangi film layar lebar dibandingkan Jaipong Koplo. Banyak diantara anggota Jaipong Koplo di Ndolalak yang ia dirikan, namun mereka hanya setengah hati.
Demikianlah profilisasi kita kali ini, semoga dapat menjadi manfaat untuk kesehatan kulit anda yang mulai mengkriput. Dan dari itunya Imah yang sesempit daun kelor, kami seluruh kerabat kerja mohon undur diri dari hadapan anda semua, terimakasih atas atensinya dan sampai jumpa lagi di kesempatan lain.
Salam Olahraga Panco India!