Makhluk halus sering diidentikkan dengan rasa takut yang berlebihan. Banyak orang, yang dengan asumsi bahwa rasa takut pada makhluk halus adalah efek trauma saat masih kecil, jika saat kecil seorang anak ditakut-takuti, maka tidak heran saat sudah dewasa akan menjadi seorang penakut.
Rasa takut tersebut, seperti mengakar pada alam bawah sadar. Ketika seorang penakut, berada pada kondisi tertentu seperti kegelapan, atau sendirian maka alam bawah sadar akan me-recall kejadian yang pernah ia alami saat kecil.
Seperti penuturan Dedi berikut ini, ia terlahir sebagai anak bungsu. Dua kakaknya semua perempuan. Dan dari Dedi kecil, dia sering ditakut-takuti oleh kedua kakaknya yang suka iseng. Bukan hanya kakaknya, kedua orangtuanya pun terkadang, jika Dedi kecil merengek, atau melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan kemauan orang tua nya, maka dia pun sering ditakut-takuti.
Maka, Dedi kecil tumbuh sebagai pribadi yang penakut. Seperti, pulang dari surau, setelah ia mengaji ba'da isyak, ia akan berlari pontang-panting, dan bahkan jalanan sudah banyak penerangan. Tapi rasa takut yang seperti memeluk nya, mencekram hati kecil Dedi.
Sampai suatu ketika, saat ia sudah lulus SMA, ia berniat mencari ilmu di pulau seberang. Dan yang ia tuju adalah kota Jogyakarta, di mana terkenal sebagai kota pelajar.
Di kota Jogja, ia awalnya berada di asrama kampus tempat ia belajar. Akan tetapi, karena Dedi tidak tahan dengan segala macam aturan di asrama tersebut, maka ia dan satu temannya, Juli, mengontrak sebuah kamar di sebuah kontrakan susun, yang tidak begitu jauh dari kampus nya.
Kontrakan yang Dedi dan Juli tinggali sebenarnya lumayan luas untuk ukuran tempat tinggal mahasiswa, satu kamar huni terdapat 1 kamar tidur, ruang tamu, kamar mandi dan dapur.
Malam pertama, mereka lalui dengan biasa saja, tidak ada kejadian yang mencurigakan. Namun, genap satu minggu, barulah muncul teror-teror dari dunia kegelapan.
Awalnya, Dedi yang memang penakut akut, mau buang air kecil, saat malam hampir dini hari. Dia merasakan ada hawa-hawa dingin yang menyelimuti bulu kuduknya. Seketika dia teriak sekencang-kencangnya. Tidak sampai disitu, yang awal cuma teriak tak karuan, kini air kencing yang belum sempat ia keluar kan di kamar mandi, tumpah membasahi celana nya. Kemudian ia lunglai tak sadarkan diri.
Setelah ia sadar, waktu masih menunjukkan pukul 2 dini hari. Buru-buru ia masuk ke kamar, tanpa ingat lagi celananya yang basah kena air kencing.
Sesampainya di dalam kamar, Dedi mendengar ada langkah kaki. Padahal malam itu, Juli izin menginap di kost temannya, untuk mengerjakan tugas. 'lantas langkah siapa itu', pikir Dedi.
Buru-buru Dedi masuk selimut, dibekapnya erat-erat telinga nya, agar tidak mendengar suara langkah itu. Dirasa sudah tidak ada suara itu, bekapan ia buka. Namun, seperti tersambar petir. Ada suara cekikikan kuntilanak, tepat diatas kepalanya. Sontak, ia berlari tanggang langganan, meninggalkan kamar kostnya itu.
Keesokkan harinya, pecahlah tawa teman sekamarnya, Juli. Karena suara cekikikan dan langkah itu ternyata ulah keisengan Juli yang memang tau bahwa Dedi seorang penakut.
Itulah, pengalaman yang tidak akan Dedi lupakan di kota Jogja, sewaktu ia kuliah, mendengar suara langkah kaki dan cekikikan kuntilanak, yang ternyata adalah ulah Juli temannya. Dan hingga mereka lulus kuliah, cerita Dedi kencing di celana, masih di ingat teman-temannya.