Gossip: BBM Naik 16.000! -->

Advertisement

Gossip: BBM Naik 16.000!

Mbok Darmi
Senin, 28 Maret 2022


Gossip tentang kenaikan harga Pertamax di akhir maret ini makin gencar diperbincangkan. Kenaikan harga BBM berjenis Pertamax, dipicu kenaikan harga minyak dunia, seiring dengan memanasnya konflik Rucia dan Ucrakina belakang ini.

Potensi kenaikan BBM jenis RON 92 atau yang biasa kita sebut Pertamax, dianggap oleh banyak pihak dijual murah saat ini. Dengan Rp 14.526 per liter dari harga keekonomian bulan Maret, dan dimungkinkan akan menjadi Rp. 16.000 per liter untuk awal bulan April 2022 ini.

Di khawatirkan, imbas dari kenaikan BBM jenis Pertamax akan memicu kepanikan di kalangan masyarakat, meskipun penerapan harga per liter belum ditetapkan oleh pemerintah. Namun, gossip kenaikan BBM akan mempengaruhi harga harga barang lainnya.

Dengan harga subsidi Rp. 9.500 per liter, dan Rp. 14.500 non subsidi itu, BBM jenis RON 92 atau Pertamax ,13% -nya pada umumnya dikonsumsi oleh mobil mobil mewah, maka berbagai pihak menganjurkan Pertamina seyogyanya menghitung ulang jumlah subsidi untuk mobil mewah. Perhitungan tersebut ditujukan agar terwujud keadilan, jangan sampai mobil mewah mendapatkan subsidi yang besar untuk penggunaan Pertamax atau RON 92 ini.

Gossip kenaikan harga BBM Pertamax ini, sudah sampai ke Warung Kopi Mbok Darmi. Dan siang itu seperti biasa ada pak Dalkem dan pak Sarno sudah dengan setia dan khusu' menggelar acara rasan-rasan perihal kenaikan BBM tersebut.

"Oalah kemarin katanya perang Rucia vs Ucrakina memicu terjadinya perang dunia, la sekarang ehh.. malah memicu kenaikan BBM, itu Putin maunya apa seh?" Gerutu mbok Darmi membuka acara.

"Mungkin, minta dikirimi santet kali mbok, di masukin kulkas empat pintu" jawab pak Dalkem sembari terkekeh.

"Loh, menurut ku, kenaikan BBM itu gak ada sangkut pautnya sama perang mereka mbok, kalau pun ada, itu sebab negara negara yang ngakunya Adidaya, yang mbikin harga minyak dunia naik" sahut pak Sarno, "la kita sebagai negara ketiga, cuma bisa ngikut, kalau gak ngikut, bisa diborong habis minyak kita ma negara tetangga" sambungnya lagi.

"Gini.. gini, ini semua gara gara pemerintah yo, kita kalau punya pemerintah yang kuat yo mestinya bisa ngimbangin para cecunguk cecunguk Adidaya itu" sambut pak Dalkem, sembari ngunyah pisah goreng.

"Apa apa yang disalahin pemerintah, ya jangan gitu lah pak dal. Kita harus percaya dan yakin pemerintah kita itu mikirin kita lo" kata pak Sarno.

"La kalau tidak nyalahin pemerintah, mau nyalahin siapa? Masak nyalahin patung, seh?" Jawab pak Dalkem.

"Ehh.. lebih dari itu, kalau gossip kenaikan BBM naik, aku naikin lo ya barang dagangan ku" kata mbok Darmi.

"Loh.. loh.. loh.. ya jangan gitu dong mbok, kalau harga tahu isi ikutan naik, masak mau nambah catatan utangku yang belum kebayar seh, mbok" jawab pak Sarno yang terkenal suka ngutang di warung kopi mbok Darmi itu.

"Nah.. cocok yang aku duga, kalau BBM naik pasti ikutan naik harga nongkrong di sini, wah ya bisa ikutan jadi pengutang ini kayak pak Sarno" kata pak Dalkem menimpali.

"Layo gimana lagi coba? Aku dagang kan juga nyari untung kaya yang bikin harga minya itu, to?" Seru mbok Darmi.

"Naik yo naik, asal jangan kalau sudah naik gak mau turun, kayak itu, harga BBM" pak Dalkem menimpali.

"Setujuuu.. bener itu mbok, aku mau seh kalau harga segelas kopi naik, asal naiknya ya mbok diukur gitu, jangan 3.000 jadi 4.000 ya umum ajah, jadi 3.500, kan kita sama-sama enak ni mbok" pinta pak Sarno sembari senyum mencurigakan.

"Yo yang enak situ, masak naik kok cuma 500 perak, kan ya gak logis itu, minimal harga sekarang kan 3.000 ni, la aku naikin jadi 5.000 gitu baru jos" jawab mbo Darmi.

"Boleh naik segitu mbok, asal mbayarnya pake daon" kata pak Dalkem diikuti tawa kompak pak Sarno dan pak Dalkem.

"Tapi gini deh, kalau beneran BBM pertamax jadi naik, yang katanya banyak dipakai untuk mobil mobil mewah kan gak adil ya" kata mbok Darmi.

"Pokoknya yang diuntungkan pemerintah mbok, sekarang yang mobil mewah itu yang punya pastikan orang kaya, lalu mobil dinas, kan mana ada mobil dinas kok mobil carry to?" Jawab pak Dalkem yang terkenal simpatisan organisasi yang sudah dibredel pemerintah itu.

"Jangan asal nuduh dong pak Dal, mobil dinas apa dulu nih? Kalau mobil dinas kehutanan itu juga bukan mobil mewah. Tapi kalau menurut aku, mobil mewah yang berseliweran di jalan itu kebanyakan punya orang kaya, sedangkan jumlahnya banyak, jadi jika dilihat dari situ, pastinya masyarakat kita kebanyakan orang kaya, iya kan?" Kata pak Sarno.

"Kaya apanya pak? La wong sampean saja masih ngutang kok di warung ku" dijawab cepat oleh mbok Darmi.

"Loh bukan aku maksud nya mbok, tapi kebanyakan orang, lihat saja di jalan raya banyak kan mobil mewah, kalau aku seh cukup ontel itupun warisan kakek" jawab pak Sarno sembari tertawa lepas.

"Tapi iya juga seh, bener kata pak Sarno, kebanyakan orang pake mobil mewah di jalanan. La tapi kita kok gini gini ajah, berarti kan pemerintah yang kurang memerhatikan pemerataan sosial, katanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" kata pak Dalkem menerawang.

"Bukan salah pemerintah kalau gitu, kalian ajah yang gak mau lebih berusaha, kerjaannya cuma kebanyakan nongkrong di Warung ku, kok. Maunya punya mobil mewah" kata mbok Darmi sambil menjeb.

"Loh, mereka yang ada di DPR kan juga kebanyakan nongkrong mbok, tapi mereka punya mobil mewah" jawab pak Dalkem tegas.

"Yo mereka beda dong pak Dalkem yang terhormat, mereka kan dikasih fasilitas buat mikirin kita kayak gini" jawab pak Sarno agak kesal.

"Nah itu.. itu.. pinter pak Sarno, anggota DPR kan dipilih memang untuk menikmati kemewahan bukan lainnya, ehh salah ya, maksudnya dewan perwakilan rakyat ya dipilih untuk mewakili kemauan kita dalam membangun negara ini, dong pak, gimana seh" jawab mbok Darmi sembari tersenyum.

"Aduh kalian ini pada punya dendam apa seh ke pemerintah? Harusnya kita bersyukur punya pemerintah yang mikirin wong cilik kayak kita ini. Jangan sedikit sedikit salahin pemerintah, kasihan mereka yang sudah bekerja keras untuk kepentingan negara ini" sembari menghisap asap rokok cap Kuda Nil, pak Sarno menjawab.

Acara rasan rasan mereka akhiri dengan doa bersama, agar mereka terlindungi oleh imbas kenaikan harga BBM.