Dea OnlyFans beberapa hari ini viral menghiasi kanal kanal berita di internet. Betapa tidak, Dea yang bernama asli Gusti Ayu Dewianti dilaporkan ke pihak berwajib atas tindakannya menyebar konten pornografi di situs OnlyFans.
Dea diketahui menyebarkan beberapa foto dan video syur saat bersama kekasihnya, di situs tersebut. Serta diperparah dengan pengakuan Dea, yang dengan sadar menyebarkan link dari situs OnlyFans -nya ke akun Twitter pribadi milik Dea sendiri. Dan dia mengakui perbuatan tersebut, bertujuan untuk mencari keuntungan materi dari jumlah view pada situs OnlyFans.
Setelah Dea OnlyFans diinterogasi selama 24 jam, dan ditemukanlah bukti yang cukup kuat, maka Dea ditetapkan sebagai tersangka. Meski demikian, penyidik tidak serta-merta melakukan penahan kepada Dea, sebab pihak keluarga Dea mengajukan permohonan berikut jaminan untuk Dea. Dea yang masih berstatus Mahasiswi semester sembilan tersebut, hanya dikenakan wajib lapor untuk kasus nya.
Saat dijemput di tempat kost nya di Malang, Jawa Timur, reaksi Dea pasrah dan selama proses penyidikan, sikapnya kooperatif, hingga itu juga menjadikan pertimbangan pihak kepolisian untuk menangguhkan penahanan terhadap Gusti Ayu Dewianti yang sekarang lebih viral dengan sebutan Dea OnlyFans.
Gossip Dea OnlyFans pun sudah merambah ke Warung Kopi Mbok Darmi. Siang itu pak Dalkem dan Pak Sarno, pelanggan setia Mbok Darmi sudah bertandang dan mulai acara rutin mereka, rasan-rasan.
"Oalah, jaman kayaknya udah mulai tua saja ya, punya paras cantik bukan dijaga malah diumbar tanpa malu" pak Sarno sambil menerawang, tak lupa rokok kretek cap Badak nya ia isap dalam-dalam.
"Apa to, pak Sar? Emang nya ada gossip apa nih? Ada artis jual tempe lagi ya?" Pak Dalkem penasaran.
"Itu lo pak, sekarang lagi viral mahasiswi, Dea atau siapa gitu, pamer gituan di Internet, terus ditangkep pak polisi" jawab Mbok Darmi, sambil merapikan barang dagangannya.
"Loh, ayam kampung to? Wah berarti masih semblohe dong Mbok?" Diikuti kekehan pak Dalkem menimpali keterangan Mbok Darmi.
"Ohh Pak Dalkem suka yang begituan yah? Kemarin ajah ngomong tentang moral bangsa, sekarang eghhh penasaran, inget ama umur pak" sahut pak Dalkem.
"Lo bukannya itu hiburan ya? Ya gak seh? Terserah mereka mau bobrok mau gimana kan mereka dengan ikhlas ngasih tontonan, ya kan?" Ucap pak Dalkem membela diri.
"Udah lupa atau gimana nih, kemarin ajah bilang saat kasus Nikita Mirzani, gak ada moral, gak ada akhlak bla.. bla.. bla.. eh sekarang dibilang hiburan" jawab mbok Darmi ketus, dan cuma dijawab cekikikan oleh pak Dalkem.
"Bukannya sok suci, tapi tindakan Dea OnlyFans ini beneran sudah kelewatan gak punya malu, selain dia ngangkang di OnlyFans dia juga bagikan ke Twitter, apapun alasannya lah, itu tidak mencerminkan bahwa dia cewek gak bener" sahut Pak Sarno agak ketus.
"Loh.. loh.. diliat dulu mungkin saja dia lagi butuh duit terus ngelakuin itu, udah enak dapat duit lagi, kan?" Ucap pak Dalkem sembari menyeruput kopi nya.
"Iya juga, kita ndak tau latar belakang dia mau ngelakuin hal seperti itu, mungkin saja dia lagi butuh uang" mbok Darmi membenarkan ucapan Pak Dalkem.
"Logika nya, kalau dia kepepet duit, bisa kan dia utang atau kalau mau lebih cepat dari itu, dia jual diri deh. Setelah ngelayani om om atau siapapun yang make dia langsung dapet duit, kalau orientasi nya uang. Karena aku pikir OnlyFans itu semacem YouTube, yang gak langsung ngasih duit ke pengguna nya" jawab Pak Sarno tegas.
"Iya juga seh, tapi bisa jadi dia hanya mau ngelakuin ituan cuma sama orang yang dia sayangi, nah loh?" Ucap pak Dalkem sembari menyomot pisang goreng.
"Sebodoh-bodohnya orang, yang mau ngelakuin hal tak senonoh di depan kamera lalu disebarluaskan, itu apa punya hati seh?" Tanya pak Sarno.
"Loh meskipun dia lonte, dia juga punya perasaan lo pak Sar" jawab mbok Darmi tiba-tiba, dia menambahkan "PSK itu cuman pekerjaan tapi soal rasa dan mungkin empati mungkin lebih baik dari kita, mereka juga manusia bukan binatang pemuas nafsu"
"Kalau pun mereka manusia, tapi manusia yang tidak lebih dari pintar dari kambing. Karena kambing gak punya rasa saat gituan, jika itu yang mbok Darmi bilang status PSK mereka cuma pekerjaan" tegas pak Sarno.
Sesaat suasana menjadi hening, mereka terbawa ke alam pikiran nya masing-masing.
"Tapi pak, meskipun pak Sarno bilang begitu saya tetep ndak setuju. Gini deh, aku dulu pernah ditolong orang yang akhirnya dia mengaku seorang PSK, saat itu aku sedang mengalami kecelakaan di jalan raya, hampir semua orang yang lewat, cuma datang melihat langsung pergi lagi, aku kayak tonton waktu itu, dan mereka tanpa sedikitpun memberikan pertolongan pada ku, tapi tiba-tiba saja mbak itu datang, dia dengan tulus ikhlas menolong ku, dan membawa ku ke rumah sakit, bahkan sampai sembuh, dia terus datang tiap hari, setelah cerita cerita ternyata dia seorang PSK di daerah tempat kejadian aku kecelakaan itu" mbok Darmi memecah keheningan antara mereka.
Mbok Darmi menambahkan lagi "dan kalian tau aku dibiayai oleh siapa saat aku kecelakaan itu? Mereka yang tadi pak Sarno bilang tak lebih dari kambing itu, jadi ceritanya saat itu aku masih perawan, aku ke Kalimantan sendiri gak ada saudara hanya teman dari kampung, nah teman kampongku ini pun cuma cuek saat aku sakit di rumah sakit itu. Jadi mbak itu dia ngumpulin duit dari teman teman kerjanya di lokalisasi untuk biaya pengobatan ku." Mbok Darmi meneguk segelas kopi, lalu melanjutkan kisahnya "dari uang mereka lah aku bisa dirawat sampai sembuh, karena selain aku kecelakaan aku juga dicopet waktu itu, sampai aku benar-benar tidak punya uang sepeser pun, dan perlu kalian tau, pak. Mereka tidak menuntut untuk aku kembalikan uang mereka, dan juga tidak menjerumuskan aku ke pekerjaan mereka, aku hanya mereka rawat, setelah sembuh mereka tidak menuntut apapun dari aku."
"Aku tidak membenarkan pekerjaan mereka, tapi mereka juga manusia yang punya hati yang itupun kadang lebih baik ratusan kali dibandingkan dengan kita yang mengaku bermoral dan berakhlak mulia ini." Kata-kata mbok Darmi membuat Pak Dalkem dan Pak Sarno, seperti tak bisa bicara mereka hanya bisa terdiam mendengar cerita mbok Darmi. Lantas cerita mbok Darmi itu menutup acara rasan-rasan mereka siang itu.