Gossip tentang pemecatan IDI (Ikatan Dokter Indonesia) terhadap Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto atau lebih dikenal dengan dr. Terawan masih menjadi santapan sehari-hari seperti gorengan anget di Warung Kopi. dr. Terawan sendiri adalah mantan Menkes (Menteri Kesehatan) di kabinet Jokowi-Ma'ruf. Ia menjabat pada 23 Oktober 2019 sampai direshuffle tanggal 23 Desember 2020.
dr. Terawan yang juga menjadi dokter pribadi beberapa tokoh pejabat penting ini, adalah penggagas atau promotor dari vaksin Nusantara. Vaksin yang diberikan untuk penanggulangan Covid 19. Penelitian dr. Terawan terhadap vaksin Nusantara, menyebutkan bahwa vaksin ini sudah bisa digunakan untuk vaksin booster atau vaksin ketiga.
Dan yang menurut dr. Terawan vaksin Nusantara mampu atau boleh diberikan kepada seseorang komorbit (orang dengan penyakit sertaan). Sebab vaksin yang beredar dipercaya tidak bisa diberikan untuk orang yang memiliki penyakit sertaan. Namun, vakasin yang dipromotori oleh dr. Terawan ini masih dalam tahap penilitian, dan yang membuat ia disinyalir akan dipecat dari keanggotaan IDI, karena dr. Terawan memberikan promosi kepada masyarakat luas, padahal penelitian nya saja belum selesai.
Gossip tentang dr. Terawan ini sudah merambah ke Warung Kopi Mbok Darmi. Siang itu dengan santui nya sudah ada pak Dalkem dan pak Sarno yang sudah khusu' menggelar acara rasan rasan.
"Akhir-akhir ini cuma kita ya, pak Sar yang gossip di Warung Kopi ini" pak Dalkem memulai mukadimah.
"Iya juga ya, mungkin mereka yang sering nongkrong di Warung Kopi Mbok Darmi ini ge pada sibuk, pak" sahut Pak Sarno menanggapi perkataan pak Dalkem.
"Eh sudah pada dengar belum tentang mantan MenKes, pak dr. Terawan di pecat dari IDI?" ucap Mbok Darmi sebagai moderator acara hikmat tersebut.
"Ohh pak dokter Terawan yang juga jadi dokter tentara itu ya? Emang nya kenapa dia mbok?" jawab pak Sarno.
"La dr. Terawan kan dituduh mempromosiin vaksin Nusantara, yang katanya masih dalam tahap penelitian ke masyarakat luas" jelas mbok Darmi sambil ngaduk Kopi buat kedua pelanggan setia nya.
"Wehh ya sangar dong kalau vaksin belum disahkan tapi udah dipromosikan buat disuntikkan ke orang" sahut pak Dalkem sambil menyalakan rokok cap Badaknya.
"Ya sekarang siapa yang nguji? Kalau pemerintah yang sama ajah boong dong? Harus diuji sama pihak yang berkompeten dan netral, tugas pemerintah cuma mendampingi" sambungnya sambil ngisep dalam-dalam rokok kretek nya itu dan sesekali melirik kopi yang sedang dibikin mbok Darmi.
"Kalau menurut ku, dr. Terawan juga gak ngasal buat bikin promosi, sebab beliau kan juga dokter yang tahu betul tentang kesehatan, aku pikir kalau dr. Terawan suruh bikin Kopi seenak mbok Darmi, nah itu baru dipertanyakan lagi" kata pak Sarno.
"Ya itu bener pak Sar, tapi kan IDI menetapkan sangsi ke pak dr. Terawan juga gak main-main lo" mbok Darmi menanggapi, "IDI itu juga kumpulan orang-orang dari dunia kesehatan yang mumpuni" sambungnya.
"Tapi gini deh, menurut aku sebagai orang yang gak tau haru-biru dunia perdokteran" kata pak Dalkem, "antara IDI dengan dr. Terawan itu cuma masalah personal seorang dengan seorang, namun melibatkan sebuah organisasi" tambahnya sok tahu.
"Mungkin juga seh itu pak Dal, sebab apapun yang berhubungan dengan kesehatan di Indonesia ini kan harus melalui IDI, terlebih itu di keluarkan oleh dr. Terawan yang adalah anggota dari IDI itu sendiri" sambung pak Sarno menanggapi gagasan pak Dalkem.
"Hush.. jangan su'udhon dulu dong, dr. Terawan itu menurut ku, sudah melakukan kewajiban nya sebagai dokter di IDI. Dengan melakukan promo vaksin ini juga membuktikan bahwa beliau ikut berpartisipasi dalam menanggulangi Covid 19 ini dong" sanggah mbok Darmi sambil menyuguhkan Kopi hangat pada pak Sarno dan pak Dalkem.
"La kalau itu aku setuju mbok Dar, tapi gonjang-ganjing antara dr. Terawan dan IDI ini kan tidak bisa dipahami sepihak, harusnya pemerintah turun tangan ding" kata pak Dalkem.
"Lo sudah itu pak, melalui DPR pemerintah memanggil IDI, untuk mendengarkan masalah tentang dr. Terawan ini, namun kayaknya masih belum ada kejelasannya" jawab Mbok Darmi
"Nah makin keliatan dong, kalau emang ada apanya di antara dr. Terawan dan IDI itu!" Tegas pak Dalkem sambil menyeruput Kopi nya.
"Kok ada apanya, pak?" Kerenyit pak Sarno, "Bener itu pak Dalkem, buat kita yang cuma modal cocot ini kan bisa keliat banget kalau ada sesuatu nya" pak Sarno menimpali
"Maksudnya pasti ada apa-apanya hubungan antara dr. Terawan dan IDI itu" nyengir pak Dalkem.
"Aghh itu kan urusan mereka, yang penting mantan Menkes atau pak Terawan ini bisa dibilang cukup besar jasanya, terutama saat awal pandemi Corona ini" jawab mbok Darmi.
"Tapi kan juga direshuffle kan mbok" kata pak Dalkem, "apa lagi pendapat nya yang kontroversi saat pertama kali waktu ada pasien Corona gimana tuh dr. Terawan berpendapat??" Diiringi tawa pak Dalkem.
Dan begitulah seterusnya acara rasan-rasan di Warung Kopi Mbok Darmi berlanjut sampai adzan ashar membubarkan mereka.