Gossiphobia | Aku menamai mu Sakura, Shinta. Bukan karena indah mu selayak bunga Jepang itu. Namun, sebab nur ruh mu lah yang mengilhami penciptaan bunga sakura.
Aku juga menamai mu Madu, Shinta. Bukan karena rasa manis yang membuat ku begitu. Namun, sebab manis mu lah rasa madu itu mampu terasakan akan rasa manis itu sendiri.
Aku pun menamaimu sebagai Bumi. Bukan karena teguh dan luasnya, sebab luas mu pun membumi sampai menumbuhkan segala tumbuhan, batu dan pasir.
Aku juga menamaimu langit, bukan karena tingginya budi kasihmu. Namun, sayangmu lah yang menjadikan langit menjadi tinggi itu.
Aku juga menamanimu laut samudera, bukan karena luasnya melebihi daratan. Namun, karena cinta mu lah lautan tercipta meluas sehingga mampu menutupi lebih banyak daripada daratan di dunia.
Engkaulah karakter yang Tuhan kehendaki, maka rasa bersyukur tak juga mengering. Tentang sujud penyerahan segala keserahan pada Tuhan yang menciptakan mu dari unsur dzikir dzohir maupun batin, lantas mewujud dan mensifati sebagai dirimu.
Lantas altar dari mimbar pengkudusan, merona menjadi nafas-nafas panjang mu yang selalu menguasai duniaku. Bahkan liukan asap dupa serayakan ketenangan jisim yang menafsukan pada jasad dan jiwa mu kepada persatuan mu dengan ku.
Janganlah mengeluh, Shinta. Sebab sifat manusiawi mu sudah terjabut dari ujung rambut ke ujung kaki mungil mu. Sebab hanya engkaulah bidadari yang selalu bersemayam dalam bilik-bilik kehidupan manusia yang bernama Rahwana ini.