Teror Pocong Hitam -->

Advertisement

Teror Pocong Hitam

BlackEye
Selasa, 15 Maret 2022


gossiphobia | Sesampainya di resepsionis, mereka bertiga Kenz, Narji dan Ayu, langsung mengajukan checkout. Namun, resepsionis menganjurkan untuk tetap tinggal, minimal sampai besok hari. Akan tetapi mereka bertiga sudah tidak mau Diteror Kuntilanak Merah.

Dan dengan berat hati, resepsionis pun mengijinkan serta memberikan uang kompensasi agar tidak menceritakan tentang Kuntilanak Merah, yang ada di hotel itu.

Karena tadi pas turun, Narji sempat jatuh maka Ayu pun memberikan pertolongan pertama. Sampil meringis menahan sakit, Narji mengusulkan agar malam itu juga mereka tidak usah bermalam di Malang, langsung ke Banyuwangi tujuan mereka.

Akan tetapi, Kenz yang tahu Narji kesakitan gara-gara jatuh tadi tetap akan mencari hotel untuk mereka tidur malam itu. Karena Ayu pun mendesak, maka Narji pun menurut kedua sahabatnya itu.

Lantas mereka menginap di Hotel Arjuna, hotel yang tidak jauh dari hotel yang tadi mereka inapi. Karena, sudah lelah dan mengantuk mereka pun langsung tidur.

Setelah pagi hari nya, mereka baru menyusun rencana. Sambil ngobrol untuk rencana berikut nya, Narji pesan kopi. Dan keisengannya pun kambuh, kopi yang masih panas itu, ia masukkan sebuah mainan pada kopi si Ayu dan Kenz.

Maka, setelah ngobrol kesana kemari, mereka memutuskan untuk tidak melanjutkan ke hutan purwo. Mereka ganti dengan naik gunung saja, dan gunung yang dimaksud adalah gunung Arjuna di dekat kota Batu.

Saking asiknya menyusun rencana, Kenz dan Ayu pun tanpa sadar kalau kopi mereka ada sesuatu nya. Pas mereka sadar ternyata ada gantungan kunci dan sebuah mobil-mobilan, pantas saja, si Narji buru-buru ijin mau mandi, ternyata jebakannya mempan juga.

Selesai berkemas, Ayu mengusulkan sebelum ke gunung Arjuna, mereka jalan-jalan sekalian mencari bekal untuk di perjalan mendaki gunung Arjuna. Dan belanjalah mereka.

Singkat cerita, tak terasa sudah pukul tiga sore, itu waktunya mereka beranjak dari hotel menuju ke gunung Arjuna di kota Batu. Jarak dari Malang ke Batu tidaklah sulit, ataupun jauh. Karena memang dulunya Batu dan Malang adalah satu kota administrasi, namun Batu dapat hak untuk pemekaran, maka sekarang menjadi kota administrasi sendiri.

Sesampainya di gardu pos masuk gunung Arjuna, mereka mendaftar diri, setelah siap mereka pun mantap untuk mendaki. Akan tetapi, belum juga keluar dari area pos ada seorang kakek, menegur mereka, agar jangan meneruskan perjalanan.

Mereka bertiga sempat berpikir untuk tidak melanjutkan, namun Narji dengan sombongnya mengatakan bahwa sudah banyak gunung yang mereka naiki jadi kenapa harus takut, tapi Ayu agak keberatan, sebab kejadian di Niagara siapa yang paling lari duluan kalau bukan Narji, tetapi Kenz memantapkan hati Ayu, apapun yang terjadi mereka akan lalui bersama.

Setelah berkata begitu, Ayu pun mengalah dan mengikuti kedua sahabatnya itu. Dengan syarat kalau ada hal apapun mereka harus turun, tidak boleh memaksakan diri.

Sesampai di tikungan agak menukik, ransel Narji berasa berat, padahal sebelumnya biasa saja. Lantas dia bilang ke Kenz dan Ayu, langsung saja Ayu mengajak untuk tidak meneruskan, toh hari juga semakin gelap. Kemudian Kenz mengusulkan mereka untuk beristirahat sejenak.

Sambil membuka bekal roti dan air minum, mereka duduk di atas batu besar yang agak lempeng. Sambil bercerita kejadian kemarin malam tentang Kuntilanak Merah, yang sekarang sudah menjadi candaan bukan lagi hal yang menakutkan.

Mendadak, Narji mendengar sayup-sayup suara bayi menangis. Disuruhnya kedua temannya untuk diam. Semakin lama semakin tinggi suara bayi yang terdengar oleh nya, namun kedua sahabatnya tidak mendengar suara apapun.

Entah apa yang dipikirkan Narji saat itu, dengan lantang berkata, "siapapun itu, apapun itu, suara apapun itu, aku tidak takut, aku berani", dan dikemplanglah kepala nya oleh Kenz dan Ayu, "ngapain nantang-nantang gituan, jangan sok lah, ini di gunung ingat!" Hardik Kenz yang kesal kelakuan iseng temannya itu.

Setelah menyelesaikan istirahat itu, mereka pun beranjak untuk meneruskan perjalanan. Dan betapa kagetnya, saat mereka beberapa langkah meninggalkan batu lempang, yang ternyata itu sebuah makam. Dan mereka baru sadar sedari tadi menduduki makam.

Narji yang sok berani, mengajak mengacuhkan nya. Dan melanjutkan perjalanan, meskipun ia masih merasakan ransel nya terasa berat, seperti sedang menggendong orang.

Dan baru kemudian, Ayu menjerit melihat Narji sedang menggendong Pocong Hitam. Dilempar nya ransel, kemudian Narji lari diikuti oleh kedua temannya itu. Sampai di pos pertama, baru lah mereka berhanti. Lantas mereka di tanya oleh beberapa pendaki yang ada di pos itu, kenapa mereka lari sambil menjerit-jerit.

Kemudian mereka bertiga bercerita, dari pas istirahat sampai pada Ayu yang melihat ransel Narji berubah menjadi Pocong Hitam. Setelah diberi minum oleh pendaki yang lain, mereka pun diceritakan apa yang barusan mereka alami sesungguhnya.

Bahwa di Arjuna tidak boleh sombong sedikit pun, atau berlagak kuat, karena itu pantangan di gunung Arjuna tersebut. Lantas jika ada yang memperingatkan agar jangan naik, harusnya dituruti dan jika mau tetap melanjutkan harus ada pemandu yang menemaninya. Sedang makam yang dikira lempeng batu itu, sebenarnya tidak ada, sepanjang jalan dari pos kedatangan sampai pos pertama tidak ada makam maupun batu besar lempeng, kemungkinan itu halusinasi atau sebenarnya mereka bertiga sudah masuk alam lain, sebab suara tangisan bayi itu yang di dengar Narji, kemungkinan besar berasal dari dunia lain.

Setelah diberitahu demikian lemas lah mereka bertiga. Tidak menyangka kalau mereka habis masuk ke alam yang bukan alam mereka. Dan merasa bersyukur masih bisa selamat. Kemudian mereka dianjurkan beristirahat di pos pertama itu, setelah esuk nya diharuskan untuk turun saja, jika tidak mau mengalami hal yang lebih dari Pocong Hitam dan suara tangis bayi.