Demo 11 April 2022 Tentang apa? -->

Advertisement

Demo 11 April 2022 Tentang apa?

Mbok Darmi
Rabu, 13 April 2022


Tepat tanggal 11 April 2022, gema gaung teiakan bercampur dengan debu depan Gedung DPR! Demo! Ada Demo! Teriakan para pedagang kaki lima dan masyarkat awam, serta kaum yang memang tak peduli. Aksi yang diharapkan menjadi hari Heroik, menjadi tontonan gratis di tengah ibadah puasa Ramadhan.

11 April itu, sudah terencana jauh sebelum hari yang cukup kering tersebut. Barisan cuitan ber-hastag #SayaBersamaJokowi menjadi trending nomer satu di Twitter terutama saat dua hari sebelum demo, menghadang rencana aksi yang bertajuk Pengleseran Presiden Jokowi di aksi 11 April itu.

Media sosial memiliki nyawa tersendiri beberapa tahun terakhir ini. Menambah gelembung-gelembung suasana kepanikan politik terlebih di Indonesia. Yang penggunaan media sosial sangat tinggi.

Aksi yang sudah direncanakan itu pun sudah berserak di halaman-halaman Facebook, grup-grub sakit hati pada kemenangan sang penguasa, atau cecuitan di Twitter. Mengusung beberapa tuntutan, namun yang lebih menonjol adalah, penolakan kenaikan harga BBM, kenaikan harga minyak goreng, serta kenaikan PPN yang mencapai 11%, dan disusupi juga dengan tuntutan tolak Jokowi tiga periode.

Tiga tuntutan itu menjadi gossip bergemuruh beberapa hari menjelang aksi demo 11 April, dan tanggapan para Netizen membuat para pendemo pun semakain bersemangat. Mereka yang merencanakan untuk Demo, menafsirkan 10 juta yang akan datang ke gedung DPR menemani mereka berdansa. Dan angka tersebut berdasarkan dari perkiraan di media sosial, yang kenyataan nya? Siapapun tak pernah bisa mengira ketetapan hati seseorang!

Tuntutan yang disiarkan mereka melalui corong-corong, akun sosial media. Memang membakar semangat seolah tak bisa lagi dibendung oleh kekuatan apapun. Namun sial, harus rela bergigit jari jika yang datang ke DPR tidak ada sekupritnya.

Hingga datang saat 11 April 2022, yang menjelang aksi demo besar-besaran, katanya. Mereka yang datang sebagian besar adalah para mahasiswa, segelintir ormas yang mengaku pemberani, dan para masyarakat untuk sekedar jadi penonton aksi tersebut.

Tak kurang ada enam tuntutan yang mereka usung, diantaranya adalah,

  1. Menstabilkan harga bahan pokok, yang diantaranya harga BBM, harga Minyak Goreng, seta kebutuhan pokok rumah tangga lainnya.
  2. Mendesak Pemerintah Jokowi untuk mengusut tuntas Mafia Minyak Goreng yang membuat harganya Mahal di negari yang kaya dengan minyak goreng kelapa sawit.
  3. Meminta Presiden Jokowi agar memberikan pernyataan resmi terkait gossip penundaan Pemilu 2024 dan Presiden tiga Periode.
  4. Mendesak Presiden Jokowi untuk menunda dan mengkaji ulang terkait undang-undang pemindahan IbuKota Negara (UU IKN).
  5. Menyegerakan konfik agraria di Indonesia.
  6. Menuntut Jokowi dan Ma'aruf Amin untuk menepati janji suci saat kampanye dulu.

Keenam tuntutan tersebut berjalan dengan tertib mulanya. Semua aspirasi ditanggapi dengan sepoi-sepoi basah oleh wakil ketua DPR. Meski tenggorokan kering sebab teriakan tak henti terseliplah sebuah kisah yang menyangkut seorang dosen Universitas Indonesia (UI).

Nama dosen itu, Ade Armando. Selain dosen, ia dikenal juga seorang penggiat Media Sosial (MedSos). Sebagai penggiat atau cuma penggembira MedSos, namun yang pasti dia diketahui mempunyai akun di Medsos.

Bermula dari Ade Armando yang ikut menghadiri acara hip-hip hura raya itu, meski dia sempat tidak setuju dengan aksi demo mahasiswa yang meminta turun dari kursi empuk jabatan nomer satu di negeri ini. Sebab, banyak kalangan yang menyatakan bahwa Jokowi tiga periode itu bukanlah dari dirinya sendiri. Karena pernyataan Presiden tiga periode tertentu ironisnya malah tersuing-suing dari tiga menteri paduka Presiden.

Ukiran darah mengucur membasahi kerut wajah Ade Armando di siang hampir sore 11 April itu. Semua pukulan keras untuk mendapatkan luka-luka tersebut memang diketahui hingga sampai menyebabkan ia gagar otak. Dan biadapnya sambil meneriakkan Asma Tuhan, para pengeroyok dengan membabi buta menghajar Ade Amando hingga terkapar mencium aspal.

Diketahui Ade Armando datang ke gelanggang demo aksi 11 April, untuk sekedar mendampingi para mahasiswa di depan gedung Para Wali Rakyat, katanya itu. Dan terjadi persitegangan ia dengan seorang emak-emak, entah apa yang memicu percekcokan antara mereka. Yang pasti itulah awal percikan-percikan emosi oknum yang mengeroyok Ade Amando.

Kebiadapan para pengeroyok selain membawa-bawa nama Tuhan saat memukul, mengarak hingga bahkan menelanjangi dengan membuka celana Ade Armando. Dan yang menjadi pelaku penyiksaan tersebut bukanlah dari kalangan Mahasiswa, sebab diketahui semua mahasiswa yang ambil posisi ikut demo, semua hampir memakai almamaternya. Sedangkan para pengeroyok yang keji itu hanya memakai kaos oblong.

Hingga kini polisi baru memberikan pernyataan dan menyebut sudah menangkap setidaknya ada enam pelaku yang diduga penganiaya terhadap Ade Armando. Namun belum ada konfirmasi lebih lanjut tentang siapa saja yang dinobatkan sebagai tersangka. Sebab (13/04) belum ada lagi kabar yang menjelaskan tentang pelaku pengeroyokan.