Apa Harga BBM Pertalite Naik? -->

Advertisement

Apa Harga BBM Pertalite Naik?

Mbok Darmi
Jumat, 15 April 2022


Gossiphobia | Seperti tak puas juga telah dengan bangganya menaikkan harga BBM jenis Pertamax. Kini perintah "mengipas-ipasi" harga BBM RON 90 atau sering kita sebut dengan Pertalite dan Solar. Meskipun ini baru sekedar gossip ria di kalangan pecandu Kopoli di Warung Kopi Mbok Darmi, namun kenaikan harga BBM itu, sudah pasti membuat hirup pikuk udara di akar rumput makain menyesak!

Gossip yang beredar di kalangan pelanggan Warung Kopi Mbok Darmi, besaran kenaikan per liter diperkirakan akan membumbung ke angka Rp 2.000 hingga Rp. 3.000 per liter bukan per cocot! Dengan kenaikan harga BBM berjenis Pertamax awal bulan ini sudah membuat imbas perekonomian makin demam, jika gossip itu terealisasikan maka dari demam berlanjut dengan pasti ke radang.

Memang Demo 11 April 2022 kemarin menyikat seorang korban, tapi mungkin itu belum menjadi titik jera buat para penetap harga kenaikan BBM. Lantas pertanyaan nya, apa yang akan menjadi barometer untuk memperindahkan sang penguasa kebijakan, untuk hanya sedikit menahan nafsu dalam menaikan harga BBM ini?

Tentu kita sebagai warga yang sedikit dianggap bodoh oleh mereka, tak lebih dianggap sebagai suatu bahan eksperimen sosial. Seberapa kuatkah kita bertahan hidup, jika BBM terutama jenis Pertalite, jadi dinaikkan. Jika saat kita yang sebagai penentu kursi duduk empuk mereka, kuat secara kejiwaan maupun ekonomi, maka kita dianggap menjadi warga yang kuat sehingga menjadikan negara ini yang memiliki daya tahan kewarasan lebih dari bangsa lainnya.

Kewarasan itu tentu dinilai dari 'dobol'nya terseok-seok atau cuma diam tak peduli akan hal yang terjadi di jangkauan sekitarnya. Sebagai obat penenang, bermunculan BANSOS yang direncanakan tepat sasaran tembak, siapa mereka yang menerima BANSOS

Obat penenang memang sangat efektif, terlebih ini menjelang Hari raya idul Fitri. Yang tentu saja, terjadi panic buying terhadap segala macam bahan pokok, dan bahkan tidak pokok sekali pun.

Dan jika kenaikan BBM jenis Pertalite yang memang banyak dikonsumsi oleh kendaraan pemegang kartu miskin atau yang mengaku miskin, maka akan menabur benih kegaduhan diantara riuh jelang lebaran. Maka, tak heran kiranya jika akan terjadi gelombang demo berjilid-jilid seperti beberapa waktu lalu di Monas!

Meneriakkan nama Tuhan atas kenaikan harga BBM, yang sesuci nama yang diperMaha sucikan, lantas diumbar pada tiap-tiap keinginan nya tak sama dengan kenyataan. Dan itulah kenyataan yang terjadi dalam waktu beberapa dekade terakhir di negara tersayang ini.

Gossip menjadi bahan zikir, media sosial diubah jadi tempat dakwah, lantas ketersinggungan menjadi api dalam sekam dalam khazanah perbedaan. Menjadikan diri paling benar, paling suci, dan paling ahli surga dengan cukup copas yang tidak bisa dipertanggung jawabkan asal muasalnya.

Jika sudah menjadi happening di halaman-halaman grup Facebook, atau ramai hastag di Twitter. Maka jalan yang paling halal dilakukan adalah teriak sampai serak di jalan-jalan, dan berlagak menjadi preman yang tak takut hukum. Seperti itulah alur kiranya tiap-tiap Demo, terlebih demo yang di dasarkan pada kenaikan harga BBM.

Jika kita tilik lagi, permasalah yang membuat sang penentu khusus kenaikan BBM. Mereka mengacu pada kenaikan harga BBM jenis Pertamax yang kata mereka Pertamina masih rugi Rp. 3.500 per liter. Dan perhitungan tersebut didasarkan dari harga keekonomian di Indonesia. Yang menurut para pemegang kuasa atas kenaikan BBM, harga Rp. 12.500 per liter itu sangat mudah, yang seharusnya Pertamax dipatok dengan bandrol harga Rp 16.000 per liter.

Itulah kenyataan dalam dunia penuh fantasi, harga minyak goreng saja masih seperti ABG yang masih labil, sekarang mau dibebankan lagi harga Pertalite yang direncanakan akan dinaikkan, sungguh sangat bijaksana sekali.