Mobil yang dikendarai Kenz, Narji dan Ayu melaju sedikit kencang, di jalanan yang cukup sepi. Memang bukan jalan Tol yang mereka lalui, namun cukup lengang bila dikatakan sebagai jalan antar kota antar propinsi. Sebab sepanjang jalan yang mereka lalui, nampak hanya satu dua kendaraan berpapasan dengan mobil mereka.
Sambil melaju, mereka asik membahas kejadian malam kemarin, saat mereka diikuti arwah tanpa kepala. Sesuai penuturan penjaga losmen, yang kemarin menyembuhkan Ayu dari gangguan arwah tersebut. Arwah yang mengikuti mereka adalah arwah korban pembunuhan yang melibatkan banyak korban di dekat pelataran, dimana disitu lah tempat yang katanya ada misteri jeritan kuntilanak.
Diceritakan oleh penjaga losmen, di akhir tahun 60'an ada organisasi terlarang yang anggota dan simpatisannya dihilangkan secara bersama-sama di daerah pelataran itu. Namun diketahui bahwa tidak semua simpatisan dari organisasi tersebut yang ikut dilenyapkan, sebab ada beberapa juga yang salah tangkap. Banyak dari mereka, benar-benar tidak tahu apa-apa.
Sama halnya dengan Teja, ia adalah pemuda desa yang lugu, tidak tau tentang politik atau gerakan organisasi tersebut. Teja yang kesehariannya mencari rumput untuk pakan ternak milik pak Kades, harus terpaksa menjadi korban salah tangkap pada pembunuhan itu.
Sedangkan pak Kades lah yang menjadi anggota dari organisasi terlarang tersebut. Bahkan pak Kades termasuk ketua ranting di daerahnya. Sebab itu, pak Kades memiliki banyak pengikut yang sebagian besar adalah para petani di desanya. Dan karena Teja bekerja untuk pak Kades, maka dia yang naas disangkutpautkan, dengan gerakan organisasi yang pak Kades sebagai ketuanya tersebut.
Dari penerawangan penjaga losmen, malam saat penjemputan Teja begitu kejam dan tak manusiawi. Teja diambil paksa oleh beberapa oknum pemuda, dia diseret-seret layaknya hewan ternak, dipukul bertubi-tubi menggunakan kayu, lantas dimasukkan ke dalam karung goni. Kemudian dibawa menggunakan mobil.
Setelah sampai di dekat tempat penghilangan, yang sekarang menjadi sebuah pelataran. Teja yang masih berada di dalam karung goni, ditendang untuk turun dari mobil. Kemudian dia dibawa beserta beberapa orang. Dan begitu sampai ditempat tujuan, karung goni Teja dibuka, dan tanpa ditanya-tanya. Sebuah golok mengenai lehernya, dan itulah akhir dari riwayat Teja.
Semua kejadian itu diceritakan lewat komunikasi penjaga losmen dengan arwah Teja. Dan penjaga losmen yang tidak mau disebutkam namanya, menyebutkan bahwa Kenz menyerupai kakak Teja, maka saat arwahnya masuk ke dalam tubuh Ayu, ia mendesis ingin ikut dengan Kenz.
Kenz yang tidak mau diikuti arwah Teja, meminta penjaga losmen untuk melakukan ritual agar ia tidak diikuti arwah tersebut. Dan oleh penjaga losmen yang baik hati itu, arwah Teja, ia hantarkan ke alam yang semestinya, hingga ia bisa menemukan tempat yang seharusnya ia kembali.
Ayu yang saat perosesi penghantaran Teja kembali ke alamnya, sedang dalam keadaan pingsan, mendengarkan cerita kedua temannya itu. Ia tidak tahu apa-apa tentang kejadian tadi malam di losmen, yang sudah mereka lewati bersama. Ia merasa kasian pada Teja, yang tidak tahu apa-apa dan malah menjadi korban pembunuhan itu. Namun ia bersyukur dan ikut senang saat Teja sudah diantarkan ke alam yang semestinya itu.
Roda mobil mereka masih melaju, dan malam menyelimuti perjalanan mereka menuju kampung halaman ayahnya Ayu. Ketiga remaja itu berharap akan menemukan lagi petualangan yang seru lainnya setelah itu. Karena selain berlibur, mereka memang juga berniat untuk melakukan petualangan seru. Jadi simak terus kisah mereka di cerita selanjutnya.