Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 5# -->

Advertisement

Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 5#

john_aripe
Sabtu, 01 Juni 2024

Kisah Cinta Rahwana dan Shinta di Hotel Niagara

gossiphobia.my.id | Shinta kekasihku, di kamar 201 ini. Aku masih memeluk kerinduan pada sekeping penasaranku, yang kemarin masih mengendap dalam hati. Pada bait-bait syair tembang yang engkau senandungkan kala itu.

Meskipun aku tau, itu sangat tidak membuatmu lelah untuk tetap membuat seperti kuis. Rasa penasaran yang belum juga berujung ini semakin tak menentu. Seperti bom waktu yang tiap detakannya melukis senyum simpul di wajahmu.

Sementara aku masih bergumul dengan rasa penasaranku. Di luar kamar, hujan mulai membuka kancing langit. Seakan akan membuat lautan di halaman hotel Niagara ini.

Dengan lembut, engkau berbisik-bisik di telingaku, "Di luar ada suara berderik, Rahwana Kekasih hatiku, seperti seseorang sedang berjalan dengan satu kaki diseret-seret". Aku yang yang masih merenung seketika menajam-najamkan indra telingaku. Namun, sunyi senyap tak ada derikan yang aku tangkap.

Aku picingkan lagi mataku, berharap mendengar suara derikan itu, namun tetap sia-sia. Kemudian aku menimpali pendengaranmu itu. "Mana, tak kudengar sedikit pun suara derikan itu". Dan engkau memberi isyarat untuk aku memelankan suaraku. Seperti sunyi di malam itu, mendadak mulai membasuhi bulu kudukku. "Apakah ini hantu penjaga gedung hotel?" pikirku sembari menunggu engkau berbicara yang terdiam sedari tadi.

Dari mulut manis mu yang mulai bergerak-gerak merapal entah manta atau doa, karena suara mendesis pun tak terdengar. Kemudian engkau beranjak dari tempat dudukmu. Aku yang tidak tau menahu hanya mampu terdiam, melihatmu mulai meliuk-liukkan badan. Seperti penari telanjang satu persatu bajumu, engkau lepas hingga tinggal pakaian dalammu.

Sambil terus menari yang aku rasakan suasana menjadi tambah mencekam, sebab dari yang tadi suaramu lirih mulai mendesis seperti ular. Namun tak berapa lama tubuh telanjangmu yang hanya memakai pakaian dalam, mulai melemas. Tanpa pikir panjang aku raih dan ku tidurkan di atas pembaringan.

Aku selimuti tubuh mu, karena aku takut untuk mengembalikan pakaianmu yang tadi kau pakai. Sambil kupeluk, ku bacakan doa dan kubisikkan di telinga mu. Suasana makin hening, dan semakin suram, sebab lampu kamar aku matikan.

Di kesunyian kamar hotel itu, sayup-sayup terdengar suara yang tadi Shinta bisikan. Semakin jelas dan semakin membuatku gentar. Aku mencoba berdamai dengan kemunculan suara-suara itu, dan terus memelukmu Shinta.

Engkau tak juga siuman, namun alunan nafasmu yang mulai tak beraturan seperti sedang lari. Membuatku tak berdaya melakukan apapun, hanya terus mendoa di telinga mu, Shinta.

Seketika, aku terinjat Batara Guru pernah membimbingku sebuah amalan yang dapat digunakan saat-saat seperti ini. Aku mulai mempraktekkannya, aku ambil air putih kemudian aku usap-usapkan ke wajah dan tengkukmu seraya merapal Al-fatihah. 

Sementara diluar suara derikan sirna, hanya binatang malam yang bersahutan. Perlahan-lahan engkau membuka mata indah mu. Kemudian tersenyum seraya memelukku, dalam bisikmu, "Terimakasih, suamiku Rahwana. Engkau telah menyelamatkan ku. Tanpa engkau mungkin aku telah menjadi seperti mereka yang terkurung di antara pilar-pilar bangunan tua ini".

Aku hanya bisa tersenyum, dan kuciumi dan kupeluk engkau erat-erat, seolah tak mau berpisah.

Sementara di luar hotel, hujan yang sedari tadi mengguyur deras mulai berhenti. Menyisahkan balutan dingin yang menjilati kulit kita, Shinta. Dan rasa kantuk pun ikutan menyerang, sampai kita tertidur dan tak ingat apapun lagi. Hingga subuh menyapa, engkau yang masih tertidur tak mampu aku bangunkan. Aku biarkan engkau merayapi dunia mimpimu sampai engkau sendiri yang terbangun.


Simak juga: 
Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 1#
Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 2#
Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 3#
Cerita Rahwana Dan Shinta: Kisah dan Niagara 4#