nyi Darmi -->

Advertisement

nyi Darmi

Mbok Darmi
Senin, 10 Juni 2024


gossiphobiaPematang sawah yang menghijau oleh rumput, di sana terbaring dengan lemas seseorang. Pakaiannya terlihat terkoyak, baju seperti dicabik-cabik, robek di sana-sini. Lantas roknya pun rabat-rabit tak karuan. Terlihat malang sekali.

Tubuh itu, adalah nyi Darmi. Seorang perempuan kembang desa Parawitan. Nyi Darmi, dikenal sebagai perempuan yang angkuh meskipun memiliki wajah yang cantik dan tubuh yang sensasional. Namun, demikian membuatnya menjadi sombong dan congkak.

Selain itu, Nyi Darmi termasuk seorang yang cukup kaya. Perkebunan kopi yang luas dan dimana-mana, membubuhkan nama nya sebagai seorang perawan tua yang cukup kaya raya. Orang yang bekerja di ladangnya pun lumayan banyak.

Wajah yang cantik, tubuh yang putih mulus dan sungguh kaya raya. Tak sebanding dengan asmara, ia sering kali menolak lamaran dari beberapa pria. Umurnya yang diambang 20an, kala itu sudah termasuk perawan tua.

Tahun 1930, Belanda masih menduduki Jawa. Mengeksplorasi sumber daya alam tanah Jawa yang begitu subur. Termasuk desa Parawitan, sebuah desa di lereng gunung. Yang terkenal dengan penghasil kopi di daerah tersebut.

Sehingga, kopi-kopi yang dihasilkan di ladang nyi Darmi pun mau tak mau dibeli oleh Belanda. Meski harganya cukup, namun monopoli perdagangan kopi membuat pangsa pasar kopi kala itu hanya didominasi oleh para londo-londo tersebut.

Dan kecantikan nyi Darmi pun terendus oleh Sinyo-sinyo Belanda. Banyak juga kaum Belanda yang ingin mempersunting atau sekedar ingin menjadikan dirinya gundik. Semua itu, ditampiknya keras. Entah lelaki yang bagaimana yang diinginkan oleh perawan tua ini.

Kala itu, hari Sabtu yang cerah. Seperti biasanya, nyi Darmi mengunjungi ladang kopi nya. Ditemani kang Parto, asisten kepercayaan nyi Darmi. Sudah berangkat menyusuri jalanan.

Dengan kedati tua tinggalan orang tua nya, nyi Darmi dan kang Parto mulai dari ujung ladang sebelah barat. Penghujung barat ini, terkenal memproduksi kopi dengan melimpah. Para pekerja pun lebih dipekerjakan di titik ini.

Setelah mengecek sebelah barat ia pun meminta kang Parto untuk membawa pedati ke tengah perkebunan.

Sementara itu, ada sekelompok pekerjaan nyi Darmi yang tidak suka dengan kesombongannya. Merencanakan untuk memberi pelajaran pada majikan mereka yang cantik itu.

Rencana mereka, mereka akan meminta upah dinaikkan jika tidak mereka akan memperdaya nyi Darmi. Bertepatan dengan kebiasaan nyi Darmi yang sedang berkeliling di ladang milik nya. Mereka ingin melancarkan rencana yang sudah matang itu.

Dan, mereka pun menghadang pedati yang ditumpangi nyi Darmi dan kang Parto. Mereka bak perampok, menghadang dan memaksa kang Parto untuk menghentikan pedati. Dengan lantang, salah seorang dari para pendemo itu berteriak.

“Nyi Darmi, keluarlah kami mau ngomong sesuatu”
“Kalian itu siapa? Berani sekali kedibal membentak tuan nya!” Jawab nyi Darmi dengan nada meremehkan.

Mendengar jawaban Nyi Darmi yang demikian, bukan membuat mereka takut atau mundur, mereka malah makin beringas.

Setelah orang tua nya meninggal, memang segala sesuatu yang berhubungan dengan kopi Nyi Darmi urus sendiri, dari sidak ke kebun hingga memasarkan. Dan karena hal tersebut lah yang membuat nyi Darmi sering kelelahan. Dan kelelahan itu yang membuat nyi Darmi sering melontarkan kata-kata seenaknya terlebih pada para pekerjanya.

Berbeda dengan sang Ayah, beliau dulu mempekerjakan beberapa orang untuk mengurus hal-hal tersebut. Hingga beliau bisa lebih menghargai orang.

Para pekerja yang berdemo meminta kenaikan upah tersebut makin beringas hingga mengobrak-abrik pedati yang dikendarai kang Parto dan nyi Darmi. Saking takutnya kang Parto, ia lari pontang-panting meninggalkan majikannya yang mulai dianiaya oleh para pendemo.

Dari pukulan, tendangan dilayangkan ke nyi Darmi. Tak sampai di situ, ia pun digagahi ramai-ramai, digilir sekitar 20 sampai 30 orang. Setelah puas, mereka meninggalkan begitu saja tubuh nyi Darmi di rerumputan.

Malam pun tiba, dari salah satu pohon besar dipinggir ladang kopi milik nyi Darmi. Muncul sosok hitam pekat, berbulu lebat, matanya besar melotot, serta taringnya yang tajam mendekati tubuh nyi Darmi yang sudah tak berdaya itu.

Saat itu kesadaran nyi Darmi masih belum jelas. Tubuhnya dibopong oleh sosok hitam itu. Dibawanya ke dalam rongga pohon yang tadi tempat sosok itu muncul.

Waktu kian berlalu, para pekerja yang dulu telah menganiaya dan menggagahi nyi Darmi mulai resah. Sebab, menghilangnya tubuh nyi Darmi setelah kejadian di ladang tempo hari. Muncul teror-teror yang menghinggapi mereka satu persatu.

“Apa semua ini ada hubungannya dengan apa yang kita lakukan pada si Darmi itu, ya kang?” Tanya Kirno, salah satu orang yang ikut menganiaya nyi Darmi.
“Ahh.. tak mungkin lah, Kir. Darmi itu kan dah mati to!” Jawab Dalkem
“Buktinya apa kalau Darmi itu mati, kang? Jasad nya saja tak ada, kuburan nya pun tak ada kan?”
“Huust.. diam saja kamu, daripada dipenjara londo-londo itu. Sekarang kan londo-londo itu sedang mencari kebenaran tentang kasus Darmi to, ya wis kamu diem saja” hardik Dalkem pada Kirno yang tampak ketakutan.

Memang sungguh menakutkan, sudah ada beberapa orang yang dulu menganiaya nyi Darmi. Yang mengalami hal-hal di luar nalar. Ada yang diganggu tiap malam dengan suara-suara yang memilukan. Ada pula yang menjadi agak sinting, sebab ia mengaku ditakut-takuti sosok tinggi besar dengan taring yang tajam, seolah mau menerkamnya.

Teror-teror itu berlangsung sekian lama, hingga membuat perkampungan penduduk yang rata-rata menjadi pekerja di kebun nyi Darmi, menjadi mencekam. Imbasnya bukan hanya ke orang-orang yang dulu memperdaya nyi Darmi, tapi semua penduduk ketakutan kalau malam datang.

Pada akhir tahun 1939, atau 9 tahun setelah kejadian penganiayaan nyi Darmi. Para penduduk kampung sekitaran kebon kopi milik nyi Darmi, dipindahkan oleh pemerintah Belanda kala itu. Sebab kebon kopi nyi Darmi akan dialih fungsikan sebagai waduk.

Dan itulah cerita yang Kenz, Ayu, Narji serta Sakura dapatkan dari pak Parto. Setelah, pertemuan ke empat remaja itu dengan penghuni danau yang mereka alami malam itu. Sosok yang mereka temui tak lain tak bukan adalah perwujudan dari nyi Darmi yang kini sudah menyatu dengan alam lelembut. Pak Parto yang mereka bercerita tentang kisah nyi Darmi, adalah abdi dalem dari nyi Darmi.

Hari sudah menjelang subuh, mereka terbangun dari tidurnya. Mereka, Kenz, Narji, Ayu dan Sakura, ternyata sudah tertidur di pinggir waduk atau danau. Mereka baru tahu bahwa mereka tadi malam sudah masuk ke alam halusinasi, alam yang bukan alam mereka.